Rabu, 30 Juli 2014

TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV
TATARAN LINGUISTIK (1) :
FONOLOGI

Apabila kita mendengar orang berbicara,maka kita akan mendengar runtunan bunyi bahasa yang terus-menerus, kadang-kadang suara terdengar menaik dan menurun bahkan kadang bunyi atau suara terhenti sejenak atau agak lama, tekanan mengeras dan melembut dan pemanjangan dan suara biasa. Runtunan bunyi bahasa tersebut, dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkatan-tingkatan yang ditandai dengan jeda-jeda yang terdapat runtunan bunyi tersebut.
Silabel merupakan satuan runtunan bunyi yang ditandai dengan satu satuan bunyi yang paling nyaring, yang dapat disertai atau tidak oleh sebuah bunyi lain di depannya, di belakangnya atau sekaligus di depan atau di belakangnya. Silabel ditandai dengan adanya sonoritas atau puncak kenyaringan yang biasanya ditandai dengan sebuah bunyi vokal.
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa ini disebut fonologi. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi obyek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.

4.1. FONETIK
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda mekna atau tidak. Menurut proses terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik dan fonetik auditoris.

4.1.1. Alat Ucap
Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat ucap biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu.
4.1.2. Proses Fonasi
                        Terjadinya bunyi bahasa umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok, ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Bila udara dari paru-paru keluar tanpa mendapat hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar bunyi apa-apa selain barangkali bunyi napas.
                        Dalam proses artikulasi biasanya terlibat dua macam articulator, yatu artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak atau digerakkan. Sedangkan artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak. Keadaan, cara, posisi bertemunya articulator aktikulator aktif dan artikulator pasif disebut striktur.
                        4.1.3. Tulisan Fonetik
                        Dalam studi linguistik dikenal adanya beberapa macam sistem tulisan dan ejaan, diantaranya tulisan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan fonemis, dan sistem aksara tertentu (seperti aksara latin) untuk ejaan artografis. Dalam tulisan fonetik setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk melambangkan satu bunyi bahasa.
                        4.1.4. Klasifikasi Bunyi
                        Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Bunyi konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal.
                        4.1.5. Diftong atau Vokal Rangkap
                        Disebut diftong karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi pada bagian awal dan bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strikturya.
                        Diftong sering dibedakan berdasarkan letak atau posisi unsur-unsurnya, sehingga dibedakan adanya diftong naik dan diftong turun. Diftong naik karena posisinya bunyi pertama posisinya lebih rendah dari posisi bunyi yang kedua. Disebut diftong turun karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari posisi bunyi kedua.
                        4.1.6. Klasifikasi Konsonan
                        Bunyi-bunyi konsonan bisanya dibedakan berdasarkan tiga patokan, yaitu posisi pita suara, tepat artikulasi, dan cara artikkulasi.
                        Berdasarkan tempat artikulasinya kita mengenal, antara lain bilabial, labiodental, laminoalveolar, dorsovelar. Berdasarkan cara artikulasinya yaitu hambat (letupan, plosif, stop), geseran (frikatif), paduan, sengauan (nasal), getaran (trill), sampingan (lateral), hampiran (aproksiman).
                    4.1.7. Unsur Suprasegmental
                        Dalam arus ujaran itu ada bunyi yang dapat disegmentasikan, sehingga disebut bunyi segmental, tetapi yang berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek,dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bagian dari bunyi tersebut disebut bunyi suprasemental atau prosodi.
                        Dalam studi mengenai bunyi suprasegmantal biasanya dibedakan atas tekanan (stress), nada (pitch), jeda (persendian).
                        4.1.8. Silabel
                        Silabel atau suku kata adalah satuan ritis terkecil dalam suatau arus ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal, atau satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Kenyaringan atau sonoritas biasanya jatuh pada sebuah vokal. Puncak silabis adalah bunyi vokal.
           
            4.2. FONEMIK
            Obyek penelitian foneik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi untuk mebedakan makna kata. Jika bunyi membedakan makna,maka bunyi tersebut disebut fonem. Jika tidak membedakan makna kata, maka bukan fonem. Untuk membuktikan sebuah bunyi fonem atau bukan haruslah dicari pasangan minimalnya.
                        4.2.1. Alofon
                        Alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis, artinya banyak mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Yang dimaksud distribusi komplementer adalah distribusi yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan, meskipun dipertukarkan juga tidak akan menimbulkan perbedaan makna. Distribusi komplementer bersifat tetap pada lingkungan tertentu.
                        Distribusi bebas adalah alofon-alofon itu boleh digunakan tanpa persyaratan lingkungan bunyi tertentu.
                        4.2.2. Klasifikasi Fonem
                        Fonem-fonem yang berupa bunyi, yang didapat sebagai hasil segmantasi terhadap arus ujaran disebut fonem segmental. Sebaliknya, fonem yang berupa unsur suprasegmental disebut fonem suprasegmental.
                   4.2.3. Asimilasi dan Disimilasi
                        Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya.
                        Kalau perubahan bunyi menyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem, maka perubahan itu disebut asimilasi fonemis. Kalau perubahan itu tidak manyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem, maka perubahan itu bukan asimilasi fonemis, melainkan mungkin asimilasi fonetis atau asimilasi alomorfemis.
                        4.2.4. Umlaut, Ablaut, dan Harmoni Vokal
                        Dalam studi fonologi, umlaut mempunyai pengertian perubahan vokal sedemikian rupa sehinga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi. Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa indo-jerman untuk menandai berbagai fungsi gramatikal.
                        4.2.5. Kontraksi
                        Kontraksi adalah pemendekan kata yang menghilangkan sebuah fonem atau lebih yang dilakukan dalam situasi yang informal.
                        4.2.6. Metatesis dan Epentesis
                        Metatesis adalah bukan mengubah bentuk fonem menjadi fonem yang lain, melainkan mengubah urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata. Dalam proses epentesis,sebuah fonem tertentu, biasanya yang homorgan dengan lingkungannya disisipkan ke dalam sebuah kata.
                        4.2.7. Fonem dan Grafem
                        Untuk menetapkan sebuah bunyi berstatus sebagai fonem atau bukan harus dicari pasangan minimalnya, berupa dua buah kata yang mirip, yang memiliki satu bunyi yang berbeda , sedangkan yang lainnya sama. Bila ternyata kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda, maka kedua kata itu adalah dua buah fonem yang berbeda.

                        Fonem dianggap senagai konsep abstrak, yang di dalam pertuturan direalisasikan oleh alofon, yag sesuai dengan lingkungan tempat hadirnya fonem tersebut.p
D’autre Expériences sur La Commémoration “Grebeg Suro” à Ponorogo
Un des raisons de tourists interlocaux d’être venues à l’Indonésie c’est la diversité culturelle. L’Indonésie, qui a beaucoup d’ethnies, elle a aussi beaucoup de phénomènes d’acculturation entre la culture et la réligion. À Java, resultant de cette phénomène est la commémoration de la changement d’année islamique. Ce n’est pas seulement une commémoration avec des parties, mais il y a plein de rituels en espérant de changement à la meilleure époque. Ce qui sont très célèbre, ces commémorations, ont été organisés à Cirebon (Java Ouest), Jogja, et Solo (Java Centre). Dans tout les villes ça, la commémoration est toujours nommées comme GREBEG SURO. “Suro”, c’est le premier mois dans l’année islamique. Mais “Suro” c’est seulement l’appélation de musulmans javanais. Parce que en fait, le premier mois dans l’année islamique est Muharram.
Dans tout les “Grebeg Suro”, il y a toujours de “Kirab”. Kirab est comme un carnaval, ou une procession de remplacer quelque-chose important ou sacré. Mais la majorité de tourists ne savent pas encore qu’il y a une commémoration differente sur Grebeg Suro. Et elle est située à Ponorogo, une petite jolie ville au frontier de Java Est-Java Centre. À chaque année, il y a plus d’un événement pour commémorer Grebeg Suro. Quoi? Où? Quand? Et comment? Lisez ça!
1.       Larung Risalah Doa/Larung Sesaji

À l’ancien époque, la majorité de javanais a cru qu’il y a toujours la proprietaire ou le garde pour tout les choses comme des arbres, des forêts, des rivières, des lacs, etc. Le javanais les a respecté beaucoup car dans leur croyance “le garde” a donné les facilités variées. Et pour le donner une gratitude, habituèllement le javanais organise une cérémonie qui s’appelle “Larungan”. C’est la cérémonie où ils collectent les produits agriculture comme; du riz, des fruits, des legumes, at des allimentaires. Ils ont fait tout ça comme “Gunungan”, semble à un volcan. Avant la procession Larungan, les gens va donner des prières à cet Gunungan.
L’exécution Larungan, est différent dans tout les villes qui organise cette fête à chaque année. Pour ils qui habitent près d’un rivière, ils relâchent le Gunungan au rivière. Pour ils qui habitent près d’un volcan, ils relâchent le Gunungan dans un cratère de volcan. Pour ils qui habitent près d’un mer, ils le relâchent là. Pour ils qui habitent près d’un lac, ils le relàchent là.
À Ponorogo, en avance, ce qui est sacré dans la procession Larungan et inclus avec le Gunungan c’est la tête de buffle. Et grâce aux suggestions de quelque chefs réligieux, ces habitudes a été changé aujourd’hui. Avec le “normale” Gunungan, les peuples de Ponorogo organisent la procession à un lac “Telaga Ngebel”. Ça situé à la pente de volcan Wilis, l’est de Ponorogo. Commencé cette rituel, ils apportent le Gunungan entourer le lac Ngebel à pied. Et puis ils le relàchent au centre du lac.
Ça va être organisé à la premiere date de Suro ou Muharram, au matin. Ça sera bon climat pour regarder une cérémonie traditionnelle différence.
         


2.       Kirab Pusaka

Aussi pour quelque villes ou région qui avoir le croyance fort à la tradition, il y a toujours un autre rituel annuel important en outre Larungan. C’est le “Kirab”. C’est un événement semble à un carnaval, mais pas éxactement un carnaval. C’est aussi la procession. Procession de quoi? Chaque ville ou région a son habitude lui-même. Et à Ponorogo, ce qui sont important et défilé dans le Kirab, ce sont les reliques. Quelles reliques? C’est une lance, un parapluit, et une courroie (sabuk/cinde).
Les trois armes ce sont les armes de Raden Bathoro Katong, le 22e fils de Roi Bravijaya V, le dernier roi de Majapahit. Il est aussi le frère de Raden Patah (Le Premier Roi de Kasultanan Demak) qu’il est le 13e fils de Roi Bravijaya V. Raden Bathoro Katong est le fondateurs de Ponorogo à 1496. Il est concidéré comme un saint, allors à chaque année, une fois, tout la commémoration Grebeg Suro, ses armes doivent être re-purifiés.
Pour cette cérémonie de purifier les armes, commencé par une visite au cimetière de R Bathoro Katong, le donner des prières, et puis apporter les trois armes en défilé de l’ancien centre ville au centre nouveau de ville, à pied bien sur. Un peu different avec d’autres Kirab à Solo ou Jogja qui est organisé dans la nuit par exemple, Kirab à Ponorogo est organisé pendant l’après-midi à peu près à 15h00.
  

3.       Festival Reyog Nasional

Peut être la majorité des peuples Indonésien pensent que c’est seulement Tari Bali Pendet ou Barongan, Angklung Sunda, ou Tradisi Kraton Solo et Jogja qui sont célèbres dans le monde comme l’identité de l’Indonésie. Mais il y a un autre chose qui est aussi célèbre dans le monde qui vient de Java Est, comme un spectacle du plus grand masque du monde. C’est REYOG PONOROGO.
Depuis 1992, à Ponorogo, est organisé un grand événement nationnale, un festival de Reyog Ponorogo. Et celui qui joue dans cet festival ce sont les groups de Reyog Ponorogo, bien qui viennent de Ponorogo ou dehors Ponorogo. À chaque année, il y a plusieurs 50 groupes de beaucoup de région d’Indonésie ont participé le festival annuel. L’année dernière (2013) cet festival est participé par 15 groupes de Ponorogo, et 40 groupes dehors de Ponorogo comme Jakarta, Bogor, Jogja, Wonogiri, Surabaya, Gresik, Jember, Malang, Lampung, Batam, Tarakan, Banjarmasin, etc.
C’est vraiment le spectacle de l’art. Il n y a rien quelqu’un transé ou consommer des plats, des lambes. Cet festival est un compétition qui avoir le champion à chaque année. Le dernier événement, c’est le contingent de Wonogiri (Java Centre) qui gagne et reussit du Coup de Président de l’Indonésie.
Festival Reyog Nasional est organisé pendant à peu près une semaine avant le changement de l’année ou la nuit Grebeg Suro.